Tahunya setelah join startup sih. Bahkan dulu awal-awal join, gua belum tahu tentang role ini. Dulu kalo denger startup, gua lebih familiar dengan role Product Manager.
Revenue Growth Manager, Role Penting di dalam Sebuah Startup yang Tak Banyak Dikenal
Banyak yang mengetahui role seperti Product Manager, UI Designer, dan Software Engineer di dalam industri teknologi. Akan tetapi, ada beberapa role di dalam startup yang jarang didengar orang seperti Revenue Growth Manager ("RGM"). Kami ("P") berbincang dengan Echa ("E"), seorang Revenue Growth Manager di sebuah perusahaan teknologi, untuk mengetahui lebih lanjut tentang role tersebut, bagaimana kuliah di Teknik Industri membantunya berkontribusi di pekerjaannya, dan beberapa tips dalam memilih jurusan kuliah.
Revenue Growth Manager
Nah, perusahaan kita kan punya aplikasi, membangun apps ini membutuhkan kerja sama berbagai macam tim. Misalnya tim produk. Tim produk ini adalah owner dari produk-produk yang ada di dalam apps termasuk yang membuat fitur-fiturnya. Selain itu ada tim engineer, data, dan lain-lain. Kalo gua sendiri di RGM, seperti namanya, mengoptimalkan revenue dan nge-grow apps kita dari sisi bisnisnya. Jadi kita yang mikirin bagaimana caranya supaya apps kita ini menguntungkan secara bisnis.
Kerjaan kita ada beberapa jenisnya. Salah satu pekerjaan rutin kita adalah revenue monitoring, jadi kita cek bagaimana performa bisnis periode bulan ini. minggu ini, atau hari ini. Selain itu, gua melakukan analisa seperti tren: apakah bulan ini kita naik atau turun dibandingkan bulan sebelumnya dan apakah kita mencapai target kita. Jadi kalau dihubungkan dengan monitoring, semisal waktu monitoring kita melihat adanya penurunan, kita harus menganalisa penyebab penurunan itu. Nah, kalau semisal kita menemukan penyebabnya, kita akan sampaikan ke stakeholder terkait. Di hari-hari biasa, kita juga sering diskusi dengan tim-tim lain seperti tim produk. Misalkan tim produk akan launch produk baru, mereka akan konsultasi dengan tim RGM tentang pricing strategy untuk mengoptimalkan revenue, dan apakah ada efek kanibalisasi ke produk-produk lainnya. Selain itu kita juga ada koordinasi dengan tim lainnya seperti tim data dan marketing. Selain revenue, kita juga monitor cost-cost tertentu supaya margin kita terjaga.
Untuk cycle mingguan, kita ada diskusi mingguan dengan stakeholder-stakeholder tertentu. Ada juga report mingguan yang harus dikerjakan dan untuk didiskusikan di meeting mingguan dengan manager-manager di tim produk kita Di cycle bulanan, kita juga ada report bulanan, meng-update forecast kira2 bisnis kita akan di level angka berapa, kita juga ada meeting bulanan untuk share update masing-masing tim. Ada juga meeting-meeting update lainnya yang dilakukan bulanan dengan stakeholder lainnya. Di cycle tahunan, tim RGM juga bertanggung-jawab untuk membuat budget dan planning. Di setiap akhir tahun, kita melakukan forecast proyeksi bisnis kita tahun depan seperti apa dengan asumsi-asumsi seperti harga jual. Selain pekerjaan rutin, kita juga ada pekerjaan yang project-based. Contohnya adalah pricing experiment. Seperti yang dijelaskan di awal, fokus kita adalah mengoptimalkan revenue, dan yang seperti kita ketahui, ada dua faktor yang mempengaruhi revenue yaitu volume dan harga. Jadi kita berusaha mengoptimalkan kombinasi keduanya. Untuk itu kita sering melakukan eksperimen untuk menentukan harga.
Pekerjaan ini seimbang 50:50 antara porsi pekerjaan individu depan laptop dengan meeting-nya. Selain analisa di depan laptop, kita harus koordinasi dari tim yang berbeda untuk eksekusi proyek-proyek nya. Dan keseimbangan antara finance, bisnis dan stakeholder-management ini yang membuat gua tertarik dengan role ini.
Ga ada jurusan tertentu, tetapi banyak yang dari jurusan sains atau ekonomi bisnis karena banyak membutuhkan analisa kuantitatif.
Yang pertama pengetahuan tentang laporan keuangan. Kita juga harus bisa membuat financial-model atau simulasi / proyeksi laporan laba-rugi menggunakan Excel. Soft skill seperti kemampuan komunikasi juga sangat diperlukan untuk menyampaikan rekomendasi dan berkoordinasi dengan tim lain. Kemampuan untuk cepat belajar baru seperti belajar SQL juga diperlukan.
Teknik Industri
Teknik Industri. Dulu belum tau mau kerja apa secara spesifik dan waktu SMA jurusan gua IPA, jadi dulu cari jurusan saintek yang selain ada sisi teknik atau sainsnya, tapi juga ada sisi bisnisnya, karena orang-tua juga cenderung mengarahkan ke jurusan yang bersifat bisnis. Mereka maunya gua masuk ekonomi atau manajemen, tapi menurut gua merasa sayang kalo dari IPA lintas jurusan ke soshum. Jadi gua cari-cari di silabus atau kurikulum, jurusan mana yang memenuhi dua kriteria tadi.
Banyak sih. Pertama, terkait keuangan, di Teknik Industri kita belajar akuntansi dasar seperti mata kuliah akuntansi biaya. Selain itu juga belajar mata kuliah tentang feasibility-study dan di mata kuliah ini gua pertama kali menjumpai financial-model. Dari sisi bisnis secara umum, kita juga ada mata kuliah yang belajar membuat produk dari rencana bisnis sampai desain produknya. Dan mata kuliah desain produk seperti ini yang membedakan Teknik Industri dengan jurusan Manajemen. Di Teknik Industri itu juga ada mata kuliah statistik dan ini memudahkan kita untuk berkoordinasi dengan tim data yang kebanyakan orang Matematika atau Statistika. Mata kuliah dasar teknik seperti kalkulus juga membantu dalam membentuk struktur berfikir kuantitatif yang diperlukan untuk problem-solving.
Tips untuk Memilih Jurusan
Kalau sudah ada spesifik profesi atau karir yang ingin dicapai seperti dokter, ya pilih jurusan yang sesuai, seperti Kedokteran, dan bisa menyiapkan rencana cadangan di jurusan-jurusan yang berkaitan dengan kesehatan seperti Kesehatan Masyarakat atau Keperawatan. Kalau belum tau maunya apa (profesi atau karir), cek jurusan-jurusan apa saja yang bisa didaftar dari jurusan SMA. Jadi kalau SMA-nya IPA, lihat jurusan-jurusan apa saja yang bisa diambil, kemudian filter jurusan-jurusan itu dengan kriteria yang dibuat, seperti apakah ada pelajaran yang ingin didalami atau industri apa yang nantinya kita mau masuki saat kerja. Kalau belum tahu industri apa yang menarik, ambil jurusan yang lebih generalis atau umum dimana banyak jenis mata kuliahnya tetapi tidak belajar terlalu dalam seperti Teknik Industri atau Manajemen. Kalau nantinya sudah tahu mau mendalami apa, baru ambil jurusan yang lebih spesifik di S2-nya.